01 Juli 2011

Soal Ujian SIG Pembelajaran Juli 2011

Gambar 1. Gempa Aktual di Situs BMKG


Gambar 2. Hotspot aktual di situs Lapan


Perhatikan Gambar 1, data spasial apa saja yang ada pada peta yang tertayang?

Pada Gambar 2, perhatikan korelasi ruang antara sebaran hotspot dengan elevasi (DEM/digital elevation Model), coba Anda jelaskan!

Gunakan ke-2 gambar tersebut untuk mencapai Kompetensi Dasar tertentu, buatlah RPP-nya.

Silakan dikerjakan.. Jawaban ditunggu 1 minggu ke depan (8 Juli 2011 via e-mail: yyfgeo@gmail.com)..

11 Maret 2011

Bagaimana Tsunami sampai Indonesia, pantura Jawa?



BMKG melansir gempa dan tsunami di Jepang akan berimbas sampai di Indonesia bagian timur sebelah utara seperti Papua bagian utara, Maluku dan Sulawesi bagian utara.. Lalu bagaimana dengan pantai utara pulau Jawa.. Lihat ilustrasi Gambar 2 di bawah ini.. Pantai Utara Jawa kemungkinan besar relatif aman karena ada penghalng mulai Philipina, Kalimantan, dan Tsulawesi.. jadi gelombang tsunami akan tertahan pulau-pulau besar tersebut.. Perhatikan kembali Gambar 2 tersebut.. Gempa terjadi beberapa kali lihat Gambar 1 (terbesar 8,9 R kedalaman 24,4 km), disebabkan karena ada tunjaman lempeng Pasifik Barat ke lempeng kepulauan Jepang pada Zona Subduksi pada kedalaman 3.600 m dengan kecepatan 92 mm/tahun lebih cepat dibandingkan tunjaman lempeng Australia ke lempeng Jawa (70 mm/tahun)..

27 Oktober 2010

Selamat Jalan Mbah Maridjan, Maafkan Saya..



Saya sangat menyesal belum sempat men-share hasil penelitian mengenai risiko kampung mbah Maridjan langsung ke masyarakat di lereng Merapi.. tetapi erupsi datang lebih cepat..

Letusan Gunungapi Merapi 2006 yang mengarah ke Lereng Selatan melalui Kali Gendol menimbulkan dampak kerusakan Wisata Kaliadem dan “hampir” saja menyentuh Kampung mbah Maridjan. Setting morfologi di Kawasan tersebut masih mampu membatasi ruang gerak awan panas 2006, sehingga dampak yang ditimbulkannya relatif terbatas. Terkuburnya bunker yang menewaskan 2 orang relawan disebabkan penempatan bunker yang belum mempertimbangkan kemungkinan luncuran awan panas melampaui alur K. Gendol.

Kampung mbah Maridjan terletak di antara 2 sungai yaitu K. Gendol dan K. Kuning dan dikelilingi bukit-bukit kecil. Keberadaan bukit-bukit kecil ini melindungi Kampung mbah Maridjan dari rembetan awan panas 2006 dengan magnitude 2 (Volcanic Explosion Index/VEI). Bukit dipercaya masyarakat setempat sebagai morfologi pelindung. Meskipun aman dari awan panas tersebut, tetapi seandainya letusan G. Merapi lebih besar (VEI > 2) , Risiko Kampung Maridjan terhadap awan panas meningkat dan kemungkinan awan panas melampaui Bukit Utuh dan menerjang Kampung Maridjan menjadi besar. Ternyata letusan 26 Oktober 2010 lebih besar dibanding letusan 2006, sehingga awan panas mampu menerjang bukit pelindung dan merusak kampung mbah Maridjan.


Hal yang kita pelajari dari sini adalah erupsi bersifat dinamis, asumsi lama yang bertahan ratusan tahun sekalipun bisa berubah. Di sini berlaku prinsip Popper, "boleh jadi angsa ke-501 tidak berwarna putih, tetapi berwarna hitam". Asumsi bahwa lereng selatan-tenggara relatif aman karena ada "morfologi pelindung" Geger Boyo yang membatasi arah letusan menuju ke sana bertahan selama 100 tahun, tetapi mulai 2006 Geger Boyo ambrol, membuka jalan bagi awan panas menuju ke sana, untungnya masih ada tameng lapis kedua di bawah yaitu lembah dan bukit yang masih "efektif" meredam laju awan panas menuju kampung, lihat gambar di atas. Tetapi ini sudah pada batas maksimal, damage threshold bagi lereng ini adalah letusan dengan magnitud 2. Sinyal BPPTK bahwa letusan berpotensi lebih besar daripada letusan 2006 tidak ditangkap sebagai kemungkinan munculnya "angsa hitam" yang berbeda dengan pola yang sudah biasa, bahwa letusan masih di bawah ambang batas aman.

Saya sangat menyesal karena sudah melihat potensi munculnya "angsa hitam" sebagai konsekuensi dari sinyal meningkatkatnya letusan dari BPPTK, tetapi tidak berbuat lebih banyak.. karena saya juga tersandera logika berfikir bahwa semua angsa berwarna putih, kita lebih nyaman berfikir bahwa pola masa lalu akan terjadi di masa depan..

Sekali lagi mohon maaf.. selamat Jalan Mbah.. semoga kesetian Anda pada tugas sebagai juru kunci dan kepulangan Anda dalam posisi bersujud menghadap kiblat diterima dan mendapat tempat terbaik di sisi-Nya..

08 Januari 2010

SOAL UJIAN TERAPAN SIG UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI (S2)

Gunakan image overlay dalam google earth untuk menumpangsusunkan 2 atau lebih peta tematik yang Anda temukan ("googling"). Analisislah hubungan keruangan informasi yang ada dalam peta tersebut. Buatlah RPP yang memanfaatkan hasil analisis tersebut. Masing-masing mahasiswa temanya berbeda. Waktu mengerjakan 1 minggu (dikumpulkan 15 Januari 2010). Selamat mengerjakan..

15 April 2009

Soal UTS Geografi Transportasi

Silakan download soal uts geografi transportasi disini.. Kerjakan hari ini, boleh didiskusikan, tetapi jawaban tetap individual, dikumpul jam 14.00.. selamat mengerjakan!

14 April 2009

Melihat Basis Dukungan Partai di Kota Solo

Kota Solo selalu menjadi basis kekuatan partai nasionalis sejak pertama kali pemilu diadakan pada tahun 1955 sampai dengan pemilu terakhir 2009. Pada pemilu kali ini partai nasionalis kembali mendominasi perolehan suara mencapai 67% s/d 78% dibandingkan dengan partai berbasis agama dengan perolehan suara 22% s/d 33%. Partai Nasionalis yang menang di Kota Solo (3 besar) adalah PDI perjuangan, diikuti Partai Demokrat, dan Partai Golkar. Sedangkan partai agama yang menang berurutan (3 besar) adalah PKS, PAN, dan PDS.
Berikut basis dukungan PDI Perjuangan per daerah pemilihan (dapil):


Berikut basis dukungan Partai Demokrat per daerah pemilihan (dapil):


Terlihat basis dukungan PDIP dan demokrat saling berlawanan.

Berikut basis dukungan Partai Golkar per daerah pemilihan (dapil):


Berikut basis dukungan PKS per daerah pemilihan (dapil):


Berikut basis dukungan PAN per daerah pemilihan (dapil):


Terlihat dapil 1 (Laweyan) menjadi basis 3 partai Demokrat, PKS, dan Golkar, dan PAN.

Berikut basis dukungan PDS per daerah pemilihan (dapil):


Peta di atas merupakan hasil penayangan data hasil rekap pemilu di solopos digital media (http://www.solopos.com/home.php) sampai dengan 11 April 2009.
Keterangan: Angka 0.3326 artinya 33,26%

23 Maret 2009

Wawancara Kompas dengan Penulis dan Yusuf Muttaqin


Dari KITLV, banjir Solo tahun 30 an, di sekitar Pasar Kliwon

Banjir, Peran Alih Fungsi Lahan dan Perubahan Iklim Meningkat

Kamis, 26 Februari 2009 | 20:41 WIB
Laporan wartawan Sri Rejeki

SOLO, KAMIS — Perubahan penggunaan lahan (unplanned urbanization) di daerah hilir dan hulu Sungai Bengawan Solo menyebabkan kapasitas sungai dan anak Sungai Bengawan Solo semakin kecil. Ini karena air hujan langsung masuk ke sungai membawa sedimentasi mengurangi kemampuan daya tampung air. Tidak sampai sebulan, terjadi tiga kali banjir di Kota Solo.
Ini diungkapkan Yasin Yusuf dari Bidang Pencegahan, Mitigasi, Kesiapsiagaan Pusat Studi Bencana Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (26/2).
Hal serupa diungkapkan Pengajar Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Solo Yusuf Muttaqin. Kawasan yang seharusnya menjadi resapan berubah menjadi permukiman atau daerah industri, baik di hilir maupun di hulu. Untuk Kota Solo, kondisi ini diperburuk dengan jaringan drainase yang fungsinya sangat menurun, kata Yusuf.
Banjir menggenangi lima kelurahan di Kecamatan Banjarsari yang berada di wilayah utara Solo. Menurut Yasin, Kota Solo yang terletak di antara perbukitan dan pegunungan atau intermountain basin secara alamiah rawan banjir.
Sebenarnya pendiri Solo dulu sudah punya mitigasi yang baik, yakni membuat semacam banjir kanal untuk Kali Pepe dan Kali Premulung dan membangun tanggul yang melingkari Kota Solo. Dengan terjadinya perubahan penggunaan lahan baik di Solo maupun di hulu kedua kali itu, kemampuan pengendali banjirnya berkurang, kata Yasin.
Keduanya juga menyebutkan pengaruh perubahan cuaca yang menyebabkan hujan yang biasanya sejak pertengahan Februari sudah sangat berkurang, kini justru turun dengan intensitas tinggi.