Kota Solo sebagai daerah cekungan antar pegunungan/perbukitan (intermountain basin) menjadi tempat berkumpulnya air, sehingga secara genetik Kota Solo memang rawan banjir. Lihat gambar berikut..
terlihat Kota Solo dikelilingi pegunungan dan perbukitan, di sebelah barat tampak Gunung Merapi dan G. Merbabu, sebelah selatan Pegunugan Selatan, sebelah timur G. Lawu, dan sebelah utara Perbukitan Kendeng. Air hujan yang jatuh pada pegunungan dan perbukitan tersebut khususnya pada lereng yang menghadap ke arah Kota Solo, akan mengalir menuju Kota Solo. Pada saat tertentu saat terjadi hujan ekstrem (> 60 mm/hari) dengan durasi yang cukup lama seperti akhir Desember tahun 2007 kemaren, dimungkikan terjadi banjir di Kota Solo, lihat sebaran banjir tahun kemarin berikut ini..
Terlihat banjir yang menggenangi Kota Solo (Sepanjang tepi Kiri Bengawan Solo, tepi kanan juga banjir tapi tidak dipetakan). Peta Banjir tersebut dibuat oleh Pemkot (warna biru tua), dan Prodi P. Geografi FKIP UNS (warna biru muda). Terlihat ada perbedaan luas daerah genangan. Hal ini kemungkinan karena perbedaan cara generalisasi (apa itu?, kita bahas di topik lain).
Mari kita lihat banjir yang sama dari beberapa perspektif berikut ini..
Banjir dilihat dari atas Kota Solo Arah Barat.. bagi kalian yang rumahnya di Joyotakan, Joyosuran, Pasar Kliwon, banjir akan lebih nampak..
Banjir dilihat dari atas Kota Solo Arah Utara.. bagi kalian yang rumahnya di Kentingan, Pucangsawit, dan Jagalan, banjir akan lebih nampak..
Kepada masyarakat di daerah genangan banjir yang mengakses halaman ini, mohon masukan apakah peta genangan di atas sudah representatif atau belum.. masukan Saudara akan kami jadikan bahan revisi untuk menambah akurasi peta banjir di atas.. Karena Saudara jauh lebih mengetahui lingkugan saudara (local knowledge) dan peta akhir nanti merupakan peta hasil participatory mapping/GIS..
Peta banjir tersebut dibuat dibuat dengan cara menscan peta banjir dari pemkot selanjutnya diberi titik ikat (koordinat geografis), kemudian ditayangkan di GoogleEarth degan fasilitas Image Overlay. Sementara peta banjir dari Prodi P. Geografi FKIP UNS merupakan hasil turun lapangan mahasiswa angkatan 2005 yang mengambil mata kuliah SIG Lanjut/Terapan sebagai bagian dari UAS yang dipandu oleh 2 Budi (Budi Setyarso dan Budi Agustinus). Terima kasih kepada 2B yang melengkapi data awal sehingga bisa sampai delineasi batas banjir.
Peta-peta di atas bisa dijadikan materi pembelajaran dengan pendekatan CTL = Contextual Teaching Learnig, khususnya untuk materi dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan (SIG pembelajaran). Untuk SIG Dasar, peta banjir di atas merupakan aplikasi materi georefensi. Silakan searching apa itu georeferensi?
Sementara sampai di sini dulu, untuk artikel selanjutnya akan membahas bentuk adaptasi terhadap banjir mulai dari pemerintah kolonial dulu sampai saat ini.
1 komentar:
Assalamualaikum, perkenalkan saya nur dari mpsda itb, saya sedang mengerjakan tesis mengenai peta resiko banjir bengawan solo di kota solo, jika berkenan apakah saya boleh meminta batas gengan banjir pada tersebut, jika berkenan bisa dikirimkan ke email selaluy@gmail.com, terima kasih sebelumnya
Posting Komentar