04 November 2008

GEORERERENSI (Bagian 1)

Every map user and maker should have a basic understanding of projections no matter how much computers seem to have automated the process.” John P. Snyder, Pengarang buku Map Projections, 1987.

Why is this important?

        Creating spatial data (collecting GPS data)

        Import into GIS and overlay with other layers

        Acquiring spatial data from other sources

        Display your GPS data using maps

Untuk kasus peta banjir Solo seperti pada artikel sebelumnya masuk pada point 2 (import into GIS and overlay with other layers). Begitu pentingnya masalah georeferensi, untuk itu ada baiknya kita kaji lebih detil. 

Karena Bumi hampir bulat sempurna, Sistem Pereferensian Globe Dasar (Elementary Globe Referencing System) didasarkan pada koordinat bola. Sistem ini disebut sistem koordinat geografis yang didefinisikan sebagai suatu lokasi yang ditentukan oleh besaran garis lintang (latitude) dan besaran garis bujur (longitude) dan dinyatakan dalam derajat, menit dan detik. Gambar berikut menunjukkan sistem ini, dimana garis lintang dan garis bujur terukur dalam derajat, menit dan detik. Sumber dari sistem koordinat bola ini adalah titik potong dari garis ekuator dan meridian utama Greenwich (Greenwich Prime Meredian).

 

Untuk latitude, equator diartikan sebagai 0, kutub utara ditulis +90° atau 90°U (utara) dan kutub selatan ditulis -90° atau 90°S. Perpotongan semua bidang suatu latitude tertentu dengan globe disebut paralel, semua bentuk setengah lingkaran mulai dari kutub utara sampai kutub selatan disebut meridian, meridian sebelah timur dari meridian Greenwich, (yang didefinisikan sebagai 0° longitude), meningkat sampai menuju +180° atau 180° T (timur), dan ke barat sampai menuju -180° atau 180°B (Barat). Kedua jenis garis-garis tersebut membuat jaring-jaring secara global yang disebut gratikul (graticular network).


Untuk mengetahui lokasi, latitude (Ψ) dan longitude (λ) diukur dari pusat bumi ke lokasi yang ada di permukaan bumi. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa latitude geografik suatu titik (Ψ) ditentukan berdasarkan sudut, pada bidang meridian, antara ekuator dan garis dari pusat bumi menuju titik yang diukur yang ada di permukaan bumi. Longitude geografik (λ) ditentukan berdasar sudut, pada bidang ekuator, antara meridian Greenwich dan meridian dari titik yang diukur. Sebagai contoh, Prodi P. Geografi UNS berada pada 7° selatan ekuator dan 110° titnur Greenwich, tepatnya berada pada koordinat   7° 33' 22.48" S dan 110° 51' 20.75"T (110° 51' 20.75"BT, 7° 33' 22.48" LS), lihat Gambar.



Pada kasus Prodi Geografi berupa titik, bagaimana kalau berupa luasan/poligon seperti pada kasus peta banjir kota solo, bagaimana menentukan koordinatnya ? 

Hubungan antara koordinat geografi dan jarak di bumi ditentukan oleh lokasinya di permukaan bumi. Di sepanjang ekuator dan meridian, 1° adalah 111,11 km, diasumsikan bahwa keliling bumi adalah 40.000 km dan memiliki jari-jari 6370 km. Pada latitude 45° U atau S, paralel memiliki keliling 28301 km, hasilnya 1 ° (satu derajat), panjangnya 78,6 km, sedangkan pada kutub nilainya adalah nol. 

Untuk proyeksi peta, dailanjut di posting berikutnya! Selamat belajar..


Referesensi:

Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007. Kartografi: Visualisasi Data Geospasial, Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press.

Anonim, tanpa tahun,  http://www.fws.gov/southeast/gis/training_2k5/coordinates_datums_projections_APR_04.ppt

Google Earth


Tidak ada komentar: