Jum'at, 07 November 2008 14:30 WIB
Banjir masih Terus Mengintai Solo
Reporter : Ferdinand
SOLO--MI: Warga Solo, Jawa Tengah, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terkait hujan deras yang mulai sering mengguyur kawasan itu dalam beberapa pekan terakhir, karena banjir bisa terjadi setiap saat.
Peneliti pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Solo Setyo Nugraha mengungkapkan hal itu saat ditemui di ruang humas kampus tersebut, Jumat (7/11).
"Apalagi kalau curah hujan di daerah hulu terjadi ketebalan ekstrim. Seperti akhir 2007 lalu misalnya, yang mencapai 150 milimeter per jam," jelasnya.
Potensi terjadinya banjir tersebut, lanjut Setyo, terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan semakin menurunnya kemampuan fisik daerah aliran sungai (DAS). Sehingga daya dukung untuk menampung air menjadi berkurang.
Lebih parah lagi, ujarnya, ketebalan tanah di daerah hulu, khususnya di wilayah sekitar Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, saat ini turun drastis akibat erosi. Hal tersebut memicu terjadinya peningkatan sedimen besar-besaran pada waduk serba guna itu.
Akibatnya, ketika curah hujan tinggi, waduk tidak lagi memiliki kemampuan menampung air secara maksimal. Sehingga air dari hujan akan langsung mengalir ke daerah hilir melalui aliran Bengawan Solo.
"Nah, kalau tinggi muka air Bengawan Solo lebih tinggi dari sungai-sungai kecil yang ada di Kota Solo, sudah bisa dipastikan akan terjadi genangan," tambah Yasin Yusup, rekan Setyo yang saat ini sedang melakukan studi mitigasi bencana di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Karena, ujarnya, air dari sungai-sungai kecil itu tidak bisa dibuang ke Bengawan, malah sebaliknya berbalik arah masuk kota.
Memang, kata Yasin, pemerintah daerah sudah membuat sejumlah pintu air. Tapi ketika elevasi Bengawan sangat tinggi, pintu-pintu tersebut tidak akan bisa dibuka. Demikian pula dengan pemasangan beberapa pompa di sejumlah titik, dinilai tidak cukup efektif, karena meski bisa difungsikan,kapasitasnya sangat terbatas.
Ditanya mengenai upaya penanggulangan dengan cara membuat cek dam dan sudetan di sejumlah titik, Setyo yang beberapa waktu lalu pernah melakukan penelitian secara khusus pada sungai terpanjang di Pulau Jawa itu mengatakan langkah tersebut cukup efisien untuk jangka panjang.
Tetapi, untuk jangka pendek Setyo tidak bisa memastikan. Sebab, untuk mengatasi banjir prinsipnya adalah mengubah aliran permukaan menjadi aliran dalam. Hal itu, ujarnya, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
"Jadi, dalam beberapa tahun mendatang banjir masih akan terus mengintai Solo. Apalagi kalau sampai terjadi lanina, bisa jadi dampaknya akan lebih besar jika dibandingkan dengan akhir 2007," tandasnya. (FR/OL-01)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar